Perbedaan Konveksi, Garmen dan Penjahit

Beberapa orang masih bingung membedakan konveksi, garment dan penjahit. Walaupun pada dasarnya adalah menjahit pakaian, namun ketiganya punya beberapa perbedaan. Diantara perbedaannya adalah dari segi skala produksi, jenis produk yang dihasilkan, serta jumlah produksi dari masing-masing segmen. Dan berikut ini kita simak uraiannya sebagai berikut:

Apa Itu Konveksi?

Konveksi adalah tempat produksi marchendaise yang berhubungan dengan kebutuhan sandang atau pakaian, atau lebih modernnya berhubungan dengan produksi fashion dengan minimal quantity tertentu.

Konveksi biasanya membuka jasa pembuatan baju kaos dan sablon satuan, grup, komonitas. Bisa juga berupa seragam, celana trainig, jaket, polo shirt, tas kanvas dan lainnya yang berhubungan dengan jahit menjahit dan sablon, baik sablon manual maupun digital.

Dalam industri konveksi, proses ini biasa disebut dengan nama cut, make dan trim.

  • Cutting : pembuatan pola atau patron, marker, cutting dan numbering.
  • Making : menjahit dari awal sampai menjadi bahan siap pakai.
  • Trimming : washing/dyeing, buang benang, ironing/setrika, labeling dan packing.

Bisnis konveksi menjadi populer karena entry barrier (hal-hal yang menghalangi suatu perusahaan masuk ke bidang usaha tertentu.) untuk bisa memulai bisnis ini tidak terlalu besar. Seseorang bisa memulai sebuah bisnis konveksi dengan hanya bermodalkan dua atau tiga buah mesin jahit. Dan mesin jahit, adalah salah satu mesin produksi termurah.

Tidak seperti mesin-mesin produksi di industri lainnya yang harganya bisa mencapai ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah, seseorang bisa membeli mesin jahit hanya dengan harga ratusan ribu rupiah saja.

Seseorang bisa memulai berbisnis konveksi dari garasi rumahnya yang luasnya hanya beberapa meter persegi saja, tidak perlu membuat pabrik yang luasnya ratusan atau ribuan meter persegi. Karena penghalang yang tidak terlalu besar inilah tidak sedikit orang yang berani mencoba berbisnis konveksi.

Nah proses produksi dilakukan dalam usaha konveksi secara keseluruhan dilakukan oleh tiap-tiap operator jahit, mulai dari menjahit kerah, lengan dan seterusnya sampai menjadi satu pakaian utuh. Setelah menjadi satu pakaian utuh, mereka akan menjahit potongan kain berikutnya menjadi satu pakaian utuh lainnya. Tidak seperti proses produksi pakaian di pabrik garment yang dilakukan berdasarkan jenis proses.

Sudah banyak orang yang sukses menggeluti bisnis konveksi. Namun tidak semua orang tau bagaimana cara mereka meraih kesuksesan. Peluang usaha yang satu ini memang sangat menjanjikan. Salah satu faktor utamanya adalah minimnya saingan (kompetitor) dan modal yang relatif kecil. Sebelum membuka usaha konveksi Anda membutuhkan beberapa tahap persiapan berikut ini:  

  • Tahap Awal Persiapan: Analisa Bisnis

Dalam memulai sebuah bisnis, persiapan yang matang sangat dibutuhkan. Pada tahap persiapan ini, Anda perlu melakukan analisa mendalam terkait bisnis yang akan Anda geluti. Jangan sampai Anda merasa ragu dan akhirnya tidak dapat menjalankan bisnis sesuai timeline yang sudah ditentukan. Persiapan ini meliputi: analisis peluang, persediaan modal, potensi pasar serta hambatan-hambatan yang bisa saja terjadi di tengah perjalanan.

Disarankan untuk tidak merekrut pegawai berlebihan karena Anda harus memikirkan anggaran untuk gaji pegawai. Jangan sampai Anda justru rugi karena pendapatan habis untuk menggaji pegawai. Sehingga pada tahap persiapan betul-betul harus dimantapkan.

  • Persiapan Sarana dan Prasarana

Tentu untuk membuka usaha bisnis konveksi, Anda membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung bisnis Anda. Sarana adalah yang termasuk peralatan penunjang. Prasarana adalah yang termasuk lokasi untuk membuka usaha, dalam hal ini adalah rumah karena Anda akan membuka usaha konveksi untuk skala rumahan.

Peralatan yang dibutuhkan dalam bisnis konveksi meliputi: mesin jahit, obras, overdeck, rantai, meja steam, meja potong, mesin potong dan peralatan menjahit seperti meteran, gunting, dll. Peralatan tersebut sudah mencukupi untuk bisnis rumahan. Namun untuk kuantitasnya disesuaikan dengan jumlah karyawan yang Anda rekrut.

  • Mencari Supplier Kain yang Murah

Bahan utama yang digunakan dalam bisnis konveksi adalah kain dan benang. Anda bisa memulainya dengan membangun relasi bisnis dengan penyedia kain dan benang yang dapat menawarkan harga terjangkau dan kualitas yang terjamin.

Sebaiknya jangan asal-asalan untuk memilih supplier, karena ini akan menentukan kualitas pakaian yang akan Anda hasilkan nantinya. Pilihlah supplier yang sudah memiliki pasaran baik dan murah. Karena bisnis ini ditujukan untuk pemula, tentu Anda harus menghemat budget yang harus dikeluarkan untuk penyediaan bahan baku.

  • Strategi Pemasaran atau Promosi Grosir Pakaian

Setelah Anda memantapkan hati dan segala persiapan sudah terpenuhi, Anda bisa memulai untuk menyusun strategi pemasaran usaha Anda. Ini adalah tahapan yang paling sulit karena sebagai pemula Anda akan berusaha untuk mendapatkan kepercayaan konsumen pertama Anda.

Pemasaran bisa dilakukan melalui sosial media, pengiklanan di Koran dan majalah maupun cara promosi lainnya. Untuk mendapatkan konsumen, Anda bisa menggunakan startegi diskon untuk 7 hair pertama pembukaan usaha Anda. Cara ini terbilang sangat ampuh untuk menarik minat masyarakat.

Selain itu, lokasi pemasaran juga perlu direncanakan. Pilihlah lokasi yang sekiranya berada di sekitar orang-orang yang membutuhkan grosir pakaian konveksi, seperti di lingkungan kampus, pekerja dan tempat ramai lainnya. Anda bisa menggunakan brosur untuk menunjukkan apa dan dimana usaha Anda untuk memudahkan orang lain menghubungi Anda.

Apa Itu Garment?

Garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts, polo shirt, sport swear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain.

Industri tersebut merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara setelah minyak dan gas bumi (Migas). Di pasar internasional sendiri, produk garment Indonesia telah memiliki posisi yang cukup bagus, dengan pangsa antara 3 % sampai 4% dari total nilai ekpsor dunia.

Garment biasanya berupa pabrik atau perusahaan, dengan system administrasi dan pengelolaan yang lebih baik. System pengelolaan yang lebih baik memberi kemudahan kepada perusahaan untuk memasarkan produknya atau proses produksinya. Produksi garment dalam skala besar sehingga dalam proses pengerjaan menggunakan pekerja (karyawan) lebih banyak.

System kerja menggunakan assembling atau pembagian, menjadikan proses lebih cepat dan lebih menghemat waktu untuk mengerjakan satu produk (misal: 1 regu mengerjakan bagian yang sama dan di berikan kebagian yang lain untuk mengerjakan proses selanjutnya).

Jika garment merupakan perkembangan yang lebih maju dari konveksi ini membidik pasar modern, maka tailor lebih mengarah pada individu. Karena, perkembangan tailor bukan ke garment, melainkan butik dan lebih mengedepankan kualitas bagus daripada kuantitas. Sebenarnya jika dilihat dari argumen beberapa pakar, pengertian garment masih cukup luas dan kompleks.

Umumnya produk hasil industri garment adalah produk-produk terkenal yang sudah kita ketahui seperti Nike, Lea, Eiger, Adidas, Bodypack dan lainnya. Adapun sistem investasi perusahaan dengan memilih memproduksi produk yang dilakukan di Indonesia, namun tetap kepemilikan perusahaan adalah milik brand luar. Hasil produksi dari industri garmen berupa pakaian dalam, seragam, celana jeans, kemeja, kaos, rok, pakaian busana dan lainnya.

Hambatan Untuk Masuk Dunia Garmen:

Nah, jika anda telah membangun keahlian dan keterampilan dalam beberapa bidang tertentu dan Anda memiliki gairah untuk mengajar orang lain dan dapat memecahkan masalah di kehidupan nyata sehari-hari yang dihadapi oleh pabrik-pabrik, pembeli dan perusahaan bisnis, maka Anda dapat memulai jasa konsultasi.

Jasa konsultasi saat ini memang tidak popular di industry ini namun di masa depan pabrik-pabrik akan mencari bimbingan ahli di area-area seperti reduksi biaya dan peningkatan kinerja pabrik. Dan perlu anda ketahui bahwa untuk memasuki dunia bisnis tidaklah mudah. Maka dari itu terdapat beberapa hambatan untuk masuk kedunia bisnis garment.

1. Karakteristik Industri

Industri ini merupakan industri padat karya, dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang efisien dan tinggi biaya.

Industri ini sangat rentan dengan masalah ketenaga kerjaan. Industri dapat di masuki oleh siapa saja, namun keahlian seorang pengusaha garment sangat menentukan kemajuan usaha.

2. Aspek Produksi

Akibat industi yang bersifat padat karya, kebutuhan modal sebagian besar teralokasi ke tenaga kerja. Pemogokan buruh dapat menjadi masalah pelik. Kualitas pekerjaan akan berpengaruh pada hasil akhir dan tingkat efisiensi dibuat.

3. Distribusi dan Pemasaran

Hanya sebagian kecil hasil produksi beredar di pasar modern, sebagian besar lagi beredar di berbagai jenis market. Segment yang dipilih oleh produsen memaksa produsen hanya memenuhi permintaan salah satu buyer atau end user.

4. Bahan Baku

Bahan baku relatif mudah tersedia, walaupun harga yang diberlakukan sedikit berbeda. Hal ini lebih sering mucul, yang diakibatkan fluktuasi rupiah. Bahan baku banyak tersedia pada produk lokal, pasar dalam negeri tetap berpatokan pada harga yang disesuaikan.

Dan tahukah anda bahwa kegiatan ekspor mulai dilakukan kira-kira pada tahun 1980, nilai ekspor garment baju maupun tekstil & produk tekstil baru mencapai angka sekitar 155 juta dolar AS.

Tetapi dalam waktu 15 tahun, sekitar tahun 1995, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia telah jauh meningkat menjadi 7-8 milyar dolar AS. Hingga saat ini, industri tekstil maupun produk tekstil masih menjadi andalan dan cukup besar peranannya dalam bidang ekspor non migas di Indonesia.

Pakaian kualitas ekspor (merek-merek internasional) dengan harga rendah sangat tinggi permintaannya saat ini. Di kota-kota besar orang ingin terlihat trendy dan memakai pakaian ber merek tapi mereka tidak mau menghabiskan banyak uang berbelanja di toko-toko pakaian ber merek. Maka mereka ini kemudian mencari jenis garmen-garmen dengan kelebihan ekspor.

Apa Itu Penjahit?

Istilah penjahit bisa dipakai untuk orang-orang yang menekuni pekerjaan menjahit pakaian, sepatu, tas, selimut, dan lain sebagainya di mana ia menyatukan bagian-bagian suatu benda menjadi bentuk utuh. Seorang penjahit pakaian, belum tentu ia paham mengenai pembuatan pola ataupun teknik pemotongan bahan, biasanya ini terjadi pada pekerja di pabrik garmen.

Berbeda dengan dressmaker yang dituntut untuk menguasai semua tahapan dalam pembuatan pakaian mulai dari pembuatan sketsa desain, penghitungan kebutuhan bahan, pembuatan pola, pemotongan bahan, hingga penjahitan. Ia pun harus betul-betul paham mengenai masalah tekstur dan karakter bahan serta kesesuaian antara bahan dengan model busana yang akan dibuat.

Nah, banyak pendapat masyarakat yang mengatakan mengapa layanan penjahit itu lebih mahal?Karena layanan jahit ini lebih mengutamakan kualitas dibanding kuantitas produk yang dihasilkan. Makanya, nggak heran harga dari produk dan layanan ini mulai dari ratusan ribu hingga puluhan jutaan Rupiah.

Jika pun seorang penjahit mengerjakan produk “massal”, biasanya merupakan pesanan desainer profesional dan cuma dipasarkan secara ekslusif di toko-toko sekelas butik. Layanan jahit jenis ini pas untuk kamu yang ingin menjahit pakaian untuk acara-acara khusus, kayak kebaya elegan untuk wisuda dan bahkan untuk pemesanan kondangan mantan juga baik hehe…

Kesimpulan yang terdapat pada penjelasan diatas sebagai berikut, yakni:

  1. Pejahit rumahan: Sedikit atau banyaknya 1–5 pcs dengan alat lebih ke jahit standart saja.
  2. Konveksi : Banyaknya pemesanan 12–10000 pcs dengan alat lumayan lengkap, minimal jahit, obras, kam, rantai, press kaos.
  3. Garment: Banyaknya di atas 10000 pcs, biasanya di produksi di pabrik dengan alat serba lengkap dengan pegawai atau karyawan yang digajih sesuai UMR dengan jam kerja khusus.

Dan jika anda bingung menjahit ataupun membeli jadi, itu tergantung keperluan saja. Pilihan beli baju jadi atau jahitin ke orang itu tergantung level pentingnya dan peristiwa tertentu.

Contoh, nyatanya kalau enggak penting dan cuma dipakai untuk acara-acara tertentu, katakanlah kebaya, bisa ke tukang jahit. Tapi kalau buat dipakai sehari-hari ya beli yang sudah jadi saja. Nah, demikianlah penjelasan mengenai perbedaan antara konveksi, garment dan penjahit. Untuk itu sampai jumpa diartikel berikutnya.

Sumber artikel : podfeeder.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *